Alumni State Institut of Islamic Studies Fakultas Syariah Jurusan Hukum Keluarga angkatan 2009

Foto saya
Palembang, SUMSEL, Indonesia
Cukuplah Allah Sebagai Penolong dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung

Tahukah kamu bahwa Do'a bisa merubah takdir??? "tidak ada yang dapat merubah takdir kecuali do'a"

Senin, 16 Juni 2014

Allah sudah menyiapkan rencana terbaiknya untukmu :)


"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya." (HR. Al Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573).

Ta’aruf gagal maka coba lagi :D tak ada kegagalan selama kita terus mencoba untuk bangkit, kita gagal karena kita berhenti mencoba. Saat gagal maka silahkan bersedih bahkan boleh nangis Bombay, itu sah-sah saja tapi ingat jangan berlarut-larut ya, cukup semalam saja dan gak boleh lebih, kasih deadline untuk itu!
Saya hanya ingin berbagi kisah seseorang serta memotivasi teman-teman yang pernah gagal dalam ta’aruf. Ta’aruf gagal gak apa-apa kawan, sedih? tentu boleh karena itu sebuah kewajaran koq.
Saat usia kita telah memasuki hampir seperempat abad ataupun lebih, maka pikiran-pikiran untuk membangun cinta bersama seseorang yang halal sangat diharapkan. Ditambah lagi telah menyelesaikan kewajiban kampus dengan tepat waktu, lalu sudah bekerja pula, so tunggu apalagi. Bahagia bisa dibilang iya ketika dengan tiba-tiba tanpa disangka-sangka sebelumnya datanglah seseorang yang mengutarakan keinginannya untuk ta’aruf dengan kita. Namun jalan tak selalu mulus kawan, saat awal ta’aruf maka jangan terlalu berharap lebih jika ta’aruf yang kita jalani bakal berhasil, pun jangan langsung diberi lebel bahwa calon kita itu pastilah jodoh kita, belum tentu, hak Peto tetap berada ditangan Allah. Sebagai manusia yang Cuma seorang hamba kita hanya diperkenankan berikhtiar sebaik mungkin semampu kita. Berusahalah jujur dan terbuka saat ta’aruf, agar tak ada yang merasa dikecewakan nantinya.
Di awal kita juga harus sudah siap dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan, termasuk itu kemungkinan yang terburuk sekalipun (saya siap dengan semuanya baik dan buruk itu pasti yang terbaik buat saya). Sebelum membuat keputusan untuk ta’aruf beri jeda minimal satu minggu untuk memutuskan, libatkan Allah dalam hal ini. Sebelum memulai proses ta’aruf katakanlah informasi-informasi penting tentang diri kita di awal, jangan ditengan jalan bahkan di akhir proses ta’aruf, khawatir membuatnya merasa di tipu nantinya, jangan lakukan ya (jujurlah di awal).
Farhani sendiri di awal sebelum proses telah mengatakan perihal dirinya yang punya penyakit serius, sekarang keputusannya ada dengan dia terserah apakah mau mundur atau lanjut, Farhani sudah siap dengan apapun keputusannya kelak,  yakin itu pasti yang terbaik buat semuanya. (Husnuzan padaNya jadi agenda wajib). Dia bilang minta waktu satu minggu untuk memikirkannya masak-masak dahulu, dia tak mau mengambil keputusan tergesa-gesa.  Satu minggu telah berlalu, Farhani yang duluan menanyakan kepadanya apakah sudah ada keputusan yang mantap, mau mundurkah atau maju. Dia bilang butuh rekam medis penyakit Farhani dengan detail untuk mengambil keputusan, masalah biaya dia semua yang tanggung, Farhani menegaskan kepadanya bahwa tidak mau merepotkan siapapun apalagi pakai uang dia segala, nggak!. Ya, Farhani bisa sendiri tetapi nanti kira-kira bulan depan karena masih ada kewajiban yang lain. Dia meminta dipending, Farhani katakan jika dipending ta’arufnya kita tidak tahu pasti sampai kapan pendingnya, Farhani katakan dengan tegas bahwa saya tidak mau berlama-lama dalam ketidakpastian. Lebih baik segera ambil keputusan, saya juga sudah sangat siap dengan apapun keputusannya.  Finally dia mengatakan: “Iya dek, kakak nggak bisa kalau tanpa data yang falid dari dokter, kalo tidak bisa di pending kita stop saja dahulu, karena kakak nggak tahu tindakan-tindakan yang harus dilakukan kedepannya, nanti kalau adek sudah check up boleh disampaikan kakak, kakak ambil keputusan ini agar tidak nyakitin adek terlalu lama, semoga Allah berikan kesembuhan ya..” jawab Farhani melalui pesan singkat: ”sepertinya tidak perlu kak, lebih baik kakak carilah calon yang lain, toh walaupun nanti sudah check uo hasilnya tetap sama, penyakit itu positif di adek, karena tanda-tandanya juga sudah jelas, jadi kakak tidak perlu menunggu musti harus di check up buat tahu penyakitnya, adek minta maaf kak kalau adek pernah sengaja ataupun tidak sengaja menykiti kakak baik lewat kata-kata ataupun sikap.
Agak sedih iya, Farhani pikir dialah orang itu ternyata bukan. Dari respon-responnya farhani sudah bisa menangkap sinyal-sinyal keberatan bahwa si calon nya tadi bingung dan ragu untuk terus melanjutkan, dia paham itu. Semua orang sudah pasti menginginkan memperoleh pendamping yang sehat lahir dan batin tentunya, termasuk dia. Sungguh mudah menemukan seseorang yang siap menerima kelebihan-kelebihan kita, bahkan mengantri untuk itu, namun untuk siap menerima kekurangan-kekurangan kita tidak mudah mungkin hanya 1001, dan hanya orang pilihan.. Ketika iman bicara maka ukuran-ukuran fisik duniawi menjadi tidak penting, sebab yang kita cari adalah seseorang yang mampu tuntun-menuntun kita ke SurgaNya. Farhani sadar belum termasuk golongan orang-orang shalih, manfaatkan waktu yang tersisa untuk terus memperbaiki diri. Mengapa perjuangan ini begitu pahit? Karena surgaNya begitu manis, RidhaNya lah yang kita cari. Jika saat ini belum maka bukan berarti tidak akan ada, biarlah itu menjadi hadiah terindah dariNya buat kita. Tetaplah berbaik sangka kepada Allah, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah maha mengetahui sedang kamu tidak.” Farhani tahu dia cuma seorang hamba. Satu hal yang pasti apabila kita ikhlas dengan sesuatu yang Allah takdirkan terjadi, maka yakinlah Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. J J J
Tutup kisah ini dengan senyuman, pelajaran hari ini. Semoga bermanfaat  serta memotivasi yang gagal untuk terus menjadikan agenda wajib untuk selalu berbaik sangka padaNya.

Bismillahirrahmanirrahim. Rabbana Hablana Miladunka Zaujan Thoyyiban Wayakuna Shohiban Li Fiddin waddunya wal akhirat. AAmiin. (semoga kita semua diberikan jodoh yang terbaik untuk agama, terbaik untuk dunia dan terbaik untuk akhirat) J

3 komentar:

krisdillasopiani mengatakan...

tes, semoga bermanfaat....

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum ukhti,... Semangat kisahnya

Unknown mengatakan...

assalamu'alaikum..