Alumni State Institut of Islamic Studies Fakultas Syariah Jurusan Hukum Keluarga angkatan 2009

Foto saya
Palembang, SUMSEL, Indonesia
Cukuplah Allah Sebagai Penolong dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung

Tahukah kamu bahwa Do'a bisa merubah takdir??? "tidak ada yang dapat merubah takdir kecuali do'a"

Selasa, 03 Juni 2014

Merasa-rasa



Kita sering kali merasa-rasa paling hebat, merasa paling shaleh/ shalehah, merasa paling pintar, merasa paling ganteng/ cantik, paling kaya, pun GR merasa-rasa banyak yang suka bahkan naksir kita. Hey.. what do you feel? Kita kerap kali menyimpulkan sesuatu berdasarkan analisis diri sendiri dan terkadang tanpa diikuti dengan fakta sebenar-benarnya. Apakah benar, kita sudah hebat, memang sehebat apa sih kita? Seshaleh/ shalihah apa sih kita? Sepintar apa sih kita? Seganteng/ secantik apa sih kita? Sekaya apa sih kita? Hingga narsis merasa yang paling.. more than, more than, and maybe more than anything… yeah!!!
Memangnya kita siapa? Kita manusia hanyalah berasal dari setetes air mani yang hina, lah kok sudah merasa yang paling. Padahal ada Dzat yang Maha paling segala-galanya, paling kaya raya iya, pemilik jagat raya the one and only! Harga mati. Bahkan kalo diberi lebel angka saya hanyalah O (nol besar) bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Kalo mati pun ya kembali menjadi tanah jadi santapan ulat-ulat belatung, hhiiii. Tak punya kuasa apa-apa terhadap apapun tanpa terkecuali.
Merasa-rasa sudah paling shaleh/ shalihah? Hey apakah kita tak pernah melakukan dosa sekalipun, baik yang kecil maupun yang besar? Saya yakin semua manusia di dunia pernah melakukan dosa. Segera lupakan kebaikan-kebaikan, amalan-amalan baik yang pernah kita lakukan namun ingatlah selalu kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa yang pernah kita lakukan, dengan begitu paling tidak kita tidak merasa-rasa sudah paling shaleh/ shalihah lantas bersombong diri dan berhenti memperbaiki diri.
Merasa-rasa paling pintar? Memang sudah berapa banyakkah ilmu yang kita kuasai hingga sudah merasa paling pintar sedunia. Pun punya ilmu segudang tapi tak disalurkan lagi kepada orang lain hingga ilmunya terhenti di kita sama saja bohong, bukankah manusia yang paling baik ialah manusia yang bermanfaat untuk orang banyak, dan ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang disampaikan lagi kepada orang lain terus menerus secara berantai. Ilmu yang dimiliki manusia itu ibarat seekor burung yang mencelupkan paruhnya ke dalam air laut lalu mengangkat paruhnya lagi sehingga air itu menempel hanya sedikit saja di paruhnya, air yang menempel di paruh burung itulah ilmu manusia sementara air laut yang luas itulah ilmu Allah takkan ada yang bisa menandingiNya.
Merasa-rasa paling ganteng/ cuantiiik sedunia? Jika ukuran ganteng dan cantik hanya sebatas di mata saja alias fisik maka itu bukanlah ukuran hakikat kegantengan/ kecantikan yang sesungguhnya. Itu semua memang relatif tergantung masing-masing orang yang menilainya. Kita makhluk akhir jaman belum ada apa-apanya dibanding dengan Rasulullah yang konon katanya (mereplay cerita Dosen saya saat kuliah dulu) kata beliau kalo Nabi Yusuf saja gantengnya luar biasa yang menurut cerita di dalam al Quran para wanita di jamannya ketika melihat nabi Yusuf maka seketika itu tanpa sadar mengiris-iris jari tangannya sendiri karena terpukau oleh kegantengan nabi Yusuf, MasyaAllah. Bagaimana dengan kegantengan Rasulullah? Lebih ganteng lagi, lagi dan lagi luar dan dalam tentunya, yeah of course! Yang bila di ibaratkan sebuah lingkaran maka nabi Yusuf hanya setengahnya saja, lah kita manusia biasa dan bukan nabi seberapa nya ya dari ketampanan mereka? Silahkan jawab sendiri didalam hati saja, monggo kita bayangkan. Kalo dibayangan saya mah kagak ada apa-apanya, jauuuuuh sekali perbandingannya, apalagi jika yang dilihat hanya casing nya saja. Nol.
Merasa-rasa paling kaya? Harta bukan jaminan hidup bahagia dunia akhirat. Jika kita tak pandai menjaga titipan Allah yang satu ini, maka bersiaplah kita kelak di akhirat untuk mempertanggungjawabkan harta ini, telah kita gunakan untuk kebaikan kah atau keberukan kah? Pun dari manakah kita memperoleh harta tersebut? Maka hati-hatilah terhadap harta dunia. So jangan sombong sudah punya harta melimpah apalagi jika harta orang tua. Allah maha kaya raya. Tapi banyak juga loh orang kaya raya yang rendah hati dan membelanjakan hartanya di jalan Allah (jadi teringat kisah Abdurrahman bin auf kalo tidak salah) yang tak seorang pun masyarakat di tempatnya tinggal yang tak pernah mencicipi hartanya, semua pernah mencicipi hartanya tersebut bahkan beliau rela meninggalkan semua hartanya karena takut tak amanah terhadap hartanya.
So jangan rendah diri jika kita tidak hebat di mata manusia, tidak ganteng/ cantik, tidak kaya, tidak pintar apalagi jenius. Yang terpenting adalah kita mau terus berusaha belajar menjadi manusia yang lebih baik, jangan minder dengan kekurangan diri, dan jadilah pribadi yang berguna minimal bagi keluarga kita meskipun tak bernilai apa-apa di mata manusia, karena kita bukan mencari penilaian manusia, tapi penilaian Allah lah yang terpenting.

Salam ukhuwah fillah, salam semangat, teruslah memperbaiki diri terus tanpa lelah kalaupun terhenti itu tanda nafas tak bernyawa lagi. J

Tidak ada komentar: