Ini tentangmu, Ibuku.
Engkau adalah mentari
yang tak pernah letih menyinari pagiku dengan hangatnya kasihmu
Engkau adalah sinar
rembulan yang senantiasa menerangi malam-malamku yang gelap
Engkau adalah bahagiaku,
hidupku, juga sedihku
Tak tega melihatmu penuh
peluh dengan keringat lelah
Tak tega memandang wajah
lelahmu yang perlahan mulai berubah mengeriput
Tak tega aku membiarkanmu
sedih karenaku
Ibu, Maafkan anakmu yang
mungkin tak pernah membahagiakanmu
Ibu, maafkan anakmu yang
selalu menyusahkanmu
Ibu, maafkan anakmu yang
sering membuatmu sedih karenaku
Saat kubertanya padamu
Ibu, “apa gerangan yang bisa membuatmu bahagia?”
Engkau menjawab, “cukuplah
melihatmu anakku hidup bahagia, maka akupun bahagia(ibu)”
Sederhana bahagiamu namun
indah, sungguh mulia
Surgaku ada dibawah
telapak kakimu, namun kuncinya ada pada ayah yang bekerja (AsmaNadia)
Mencintaimu adalah selalu
menyebut namanya dalam bisikan doa-doa panjang di setiap lima waktu-Mu
Berharap yang terbaiklah
senantiasa menghampiri kalian
Meski aku tak pernah
bersuara untuk mengatakannya dihadapan kalian
Diamku adalah mencintaimu
dalam doaku (keluargaku)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar